Meteorit itu datang dari arah barat daya dengan kecepatan dan temperatur tinggi.
Sabtu, 1 Mei 2010, 12:18 WIB
Ita Lismawati F. Malau
|
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menduga kuat ledakan yang terjadi di Duren Sawit, Kamis 29 April 2010, diakibatkan meteorit yang jatuh ke bumi. Dugaan ini ditunjang sejumlah bukti-bukti.
Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lapan Bandung Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa meteorit itu datang dari arah barat daya dengan kecepatan dan temperatur tinggi. "Biasanya ratusan derajat Celcius," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Sabtu 1 Mei 2010.
Meteorit ini, menurut dia, menghantam tembok bagian barat lantai dua rumah yang kemudian diketahui millik HM Soedarmodjo, 69. "Energi panas itu segera menyebar ke lantai bawah," kata dia.
Di ruang tengah, kata Djamal, petugas menemukan indikasi barang-barang yang terpapar suhu panas tinggi. "Sofa mengkerut, ada kertas dan tripleks yang menghitam," jelasnya.
Panas ini juga menimbulkan peningkatan tekanan yang besar dan mendadak hingga menekan genting rumah ke segala arah. "Jadi berhamburan."
Meteorit kemudian memantul ke tembok belakang. "Tembok belakang rumah roboh soalnya," kata dia. Tak berhenti disitu, meteorit diduga kemudian mental ke arah utara.
Di belakang dan atap rumah, petugas menemukan bekas lubang. "Tampaknya, meteorit masuk ke plafon juga," kata dia. (umi)
Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lapan Bandung Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa meteorit itu datang dari arah barat daya dengan kecepatan dan temperatur tinggi. "Biasanya ratusan derajat Celcius," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Sabtu 1 Mei 2010.
Meteorit ini, menurut dia, menghantam tembok bagian barat lantai dua rumah yang kemudian diketahui millik HM Soedarmodjo, 69. "Energi panas itu segera menyebar ke lantai bawah," kata dia.
Di ruang tengah, kata Djamal, petugas menemukan indikasi barang-barang yang terpapar suhu panas tinggi. "Sofa mengkerut, ada kertas dan tripleks yang menghitam," jelasnya.
Panas ini juga menimbulkan peningkatan tekanan yang besar dan mendadak hingga menekan genting rumah ke segala arah. "Jadi berhamburan."
Meteorit kemudian memantul ke tembok belakang. "Tembok belakang rumah roboh soalnya," kata dia. Tak berhenti disitu, meteorit diduga kemudian mental ke arah utara.
Di belakang dan atap rumah, petugas menemukan bekas lubang. "Tampaknya, meteorit masuk ke plafon juga," kata dia. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar